- New Money Newsletter
- Posts
- Satu Alasan Kenapa Penghasilan 70 Juta Per Bulan Adalah Penghasilan yang Buruk Buat Kamu
Satu Alasan Kenapa Penghasilan 70 Juta Per Bulan Adalah Penghasilan yang Buruk Buat Kamu
Welcome to New Money Newsletter. Setiap minggu, saya berbagi insights tentang membangun hidup yang bermakna melalui kerja yang kita cintai.
Lima belas tahun lalu, saya mulai bekerja dengan gaji 2.5 juta per bulan di mana 70 juta per bulan terdengar seperti mimpi yang mustahil.
Pagi hari bekerja sebagai asisten laboratorium dengan gaji pas-pasan. Malam hari membangun aset digital sampai larut. Bahkan untuk bayar bensin pun saya harus berpikir dua kali.
Saya pikir kalau saja bisa menghasilkan 70 juta per bulan, semua masalah hidup akan selesai.
Ternyata saya salah besar.
Ketika akhirnya saya mencapai 70 juta per bulan, justru di situlah kehancuran saya dimulai.
Dan sekarang saya tahu kenapa penghasilan segitu bisa menjadi penghasilan yang buruk untuk siapa saja—termasuk kamu.
Penghasilan 70 Juta Sebulan di Usia 28: Mimpi atau Mimpi Buruk?
Karena tidak nyaman dengan kondisi saya, saya mengambil keputusan yang orang lain anggap gila: kuliah S2 sambil tetap bekerja.
Kuliah sampai jam 1 siang. Kantor dari jam 1 sampai 7 malam. Tugas kuliah dari jam 8 sampai tengah malam.
Life is a struggle, but I enjoyed it.
Ketidaknyamanan itu memaksa saya bertumbuh. Sebelum lulus S2, saya sudah mendapat pekerjaan sebagai dosen paruh waktu sambil mengerjakan proyek desain bangunan. Mengajar dari jam 8-13, proyek sampai tengah malam.
Rest was never in my dictionary.
Penghasilan: 15 juta per bulan.
Tapi saya masih belum nyaman. Dan itu bagus.
16 Jam Sehari, 7 Hari Seminggu: Gila atau Cerdas?
Konsultan bisnis di siang hari. Dosen di malam hari. Weekend selalu ada pekerjaan—memeriksa tugas, menyiapkan materi, pitch deck untuk presentasi.
Penghasilan: 30 juta per bulan.
Masih belum cukup. Saya mendirikan bisnis online. Modal 3 juta rupiah. Bulan pertama rugi. Bulan kedua rugi. Bulan ketiga mulai untung.
Bulan keenam: profit 50 juta per bulan.
Pagi bekerja di kantor. Malam stock opname dan packing barang. 16 jam sehari, 7 hari seminggu.
Rata-rata penghasilan: 70 juta per bulan.
Di usia 28, saya mencapai milestone finansial pertama. Murni dari bekerja sendiri.
Dan di sinilah masalah dimulai.
Dari 50 Juta Profit Menjadi Hutang Ratusan Juta dalam 3 Bulan
Saya merasa sudah "sampai ke tujuan." Passive income belasan juta per bulan. Penghasilan aktif 70 juta dalam satu bulan. Saya pikir saya tidak perlu bekerja keras lagi.
Saya mulai bersantai. Menjadi nyaman. Kehilangan rasa lapar untuk bertumbuh.
Dalam 3 bulan, bisnis yang memberikan profit 50 juta per bulan hancur total. Saya bahkan memiliki hutang ratusan juta rupiah.
Kenyamanan adalah pembunuh yang paling halus.
Dia tidak datang dengan keributan. Dia bisik-bisik di telinga kita: "Kamu sudah cukup. Kamu sudah sampai. Saatnya menikmati hidup."
Dan ketika kita mendengarkan bisikan itu, kita mulai mati perlahan.
Plot Twist: Kegagalan Terburuk Jadi Guru Terbaik
Saya sadar satu hal: saya tidak nyaman saat merasa nyaman.
Nyaman adalah tanda saya stuck. Nyaman adalah tanda saya tidak bertumbuh. Dan nyaman adalah tanda di mana karir saya akan mulai menurun.
Jadi saya challenge diri saya lagi. Membangun Stathfin.id. Mengambil pekerjaan dengan posisi lebih tinggi.
Saya mengambil sebuah pekerjaan yang melewati gaji saya sebelumnya sebagai manager, ditambah passive income dari investasi dan hasil dari Stathfin.id.
Tapi yang terpenting: saya tidak pernah lagi membiarkan diri saya merasa terlalu nyaman.
Satu Pertanyaan yang Mengubah Hidup Saya Selamanya
Jika hari ini kamu merasa stuck, tanyakan pada diri sendiri:
"Apakah saya terlalu nyaman dengan situasi saya sekarang?"
Jika jawabannya ya, maka kamu sudah menemukan musuh terbesarmu.
Kenyamanan bukan tujuan hidup. Kenyamanan adalah jebakan yang membuat kita berhenti tumbuh.
Real growth happens outside your comfort zone.
Saya tidak mau pensiun. My engine is running. My hunger is growing.
Jika saat ini kamu stuck dan berada di tempat yang sama untuk waktu yang lama, challenge yourself. Go beyond what you can think.
You will discover something you never thought possible.
Karena musuh terbesar kita bukan kegagalan.
Musuh terbesar kita adalah merasa sudah cukup.
Jika tulisan ini memberikan perspektif baru, share ke satu orang yang mungkin membutuhkannya.
P.S. Saya telah menuliskan prinsip-prinsip ini lebih detail dalam buku "New Money Mindset." Karena sometimes, the best investment is in changing how we think about success itself.
Reply