Uang Tidak Akan Membuatmu 100% Bahagia, Ini yang Akan....

Memahami apa yang membuat kamu bahagia adalah cara agar kamu tidak harus selalu berlari.

Selamat datang di edisi #9 dari New Money Newsletter.

Hai! Kamu bisa panggil saya Bern.
Setiap minggu, saya mengirimkan satu tulisan yang membantu kamu keluar dari jalur default untuk membangun kehidupan yang kamu cintai, didukung oleh pekerjaan yang kamu nikmati.

Akses rahasia komplit 5 in 1 dalam New Money Secret.
Nikmati VALUE DISCOUNT dari ilmu bernilai Rp 1.145.000 dengan HANYA Rp 249.000

Sudah lama saya perhatikan, banyak dari kita yang berada di usia 30-an awal mengalami krisis identitas yang aneh.

Kita mulai melihat sahabat karib kita berubah. Mereka yang dulu makan bakso di pinggir jalan bareng kita, tiba-tiba menjadi sukses dalam semalam. Seiring kesuksesan itu, sering muncul pula arogansi yang tak terhindarkan. Mereka yang kaya dari trading saham akan menganggap kita yang tidak seahli mereka itu payah dan bodoh.

Mereka yang punya banyak uang, dengan mudah menganggap orang yang belum sekaya mereka sebagai pemalas.

Pernahkah kamu merasa relate dengan situasi ini? Ketika tiba-tiba muncul jurang yang memisahkan mereka yang "sukses" dan mereka yang "belum"?

Kekayaan Bukan Tujuan, Hanya Efek Samping

Tahukah kamu bahwa Albert Einstein, salah satu manusia paling jenius yang pernah ada, tidak pernah mengejar kekayaan?

  • Masa Sulit Finansial: Einstein sempat mengalami masa-masa sulit, hidup bergantung pada ayahnya sebelum bekerja di kantor paten.

  • Gaji Sederhana: Sebagai "ahli teknis kelas tiga," gajinya hanya cukup untuk hidup sederhana.

  • Tidak Mengejar Kekayaan: Ketika ditawari hadiah uang oleh keluarga istrinya, ia menolak. Alasannya sederhana: "Saya tidak menikahi putri Anda demi uang."

Kisah Einstein adalah pengingat bahwa kebahagiaan dan kejeniusan tidak selalu diukur dari tebalnya dompet. Dia menemukan tujuan hidupnya, dan kekayaan tidak pernah menjadi prioritasnya.

Menjadi sukses belum tentu kamu adalah orang hebat, menjadi kaya tidak serta-merta menunjukkan bahwa kamu adalah orang yang baik. Itu bukanlah suatu tujuan.

Bahagia Versus Terlihat Bahagia

Satu hal lagi yang perlu kita sadari: perbedaan antara bahagia dan terlihat bahagia.

Di era media sosial ini, kita seringkali terpapar dengan highlight reel kehidupan orang lain. Foto-foto liburan mewah, pencapaian karir gemilang, dan momen-momen sempurna lainnya membanjiri feed kita. Ini menciptakan ilusi bahwa semua orang di luar sana hidup dalam kebahagiaan yang konstan.

Namun, seringkali apa yang kita lihat hanyalah pencitraan. Banyak orang berusaha keras untuk terlihat sukses dan bahagia demi validasi dari luar, padahal di baliknya mungkin tersembunyi kecemasan, ketidakpuasan, atau bahkan kepalsuan.

Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) juga memainkan peran besar. Kita melihat "kesuksesan" orang lain dan merasa hidup kita "kurang". Kita jadi terjebak dalam siklus perbandingan yang tidak pernah berakhir, tanpa menyadari bahwa kebahagiaan sejati tumbuh dari dalam.

Kebahagiaan sejati bukan tentang seberapa banyak likes yang kamu dapatkan atau seberapa mewah liburanmu. Ia berakar pada hubungan yang bermakna, pertumbuhan pribadi, rasa syukur atas apa yang kamu miliki, dan hidup yang selaras dengan nilai-nilai pribadimu.

Berhentilah mengejar validasi dari luar. Berhentilah mencoba membuat orang lain terkesan. Mulailah fokus pada apa yang benar-benar membuatmu merasa hidup dan berharga. Jalani kehidupan yang autentik, bukan kehidupan yang didikte oleh standar media sosial atau ekspektasi orang lain.

Apa Arti Kekayaan?

Jadi, bagaimana bila kamu sekarang belum merasa sukses dan bahagia? Mungkin bukan karena kamu gagal, tapi karena kamu mengejar definisi “kekayaan” milik orang lain.

Ini saatnya untuk berhenti membandingkan diri dengan standar orang lain.

Ini saatnya untuk berhenti mengejar hidup yang bukan milikmu.

Ini saatnya untuk berhenti merasa bersalah karena kamu punya jalan yang berbeda.

Coba refleksi: apa yang benar-benar kamu sebut sebagai kesuksesan? Apakah itu benar-benar akan membawamu pada kebahagiaan?

Jika kamu bisa menemukan apa yang benar-benar kamu cintai, dan jika pekerjaan itu bisa membayarmu, maka kamu adalah orang paling bahagia di dunia.

Setiap orang lahir dengan keunikan, kesukaan, dan jalan hidupnya sendiri. Jadilah open-minded, tapi miliki tujuanmu sendiri.

Saatnya Temukan Jalur Bahagiamu

Dalam buku terbaru saya, New Money Mindset, saya menuliskan cara menemukan “kekayaan” yang sejati. Di dalamnya, saya mengidentifikasi enam jalur utama yang akan mengantarkan orang pada kebahagiaan dan kekayaan sejati. Ini bukan definisi sukses yang diukur dari seberapa banyak uangmu, melainkan dari seberapa penuh hidupmu.

Jika kamu belum tahu jalanmu yang mana, mungkin jalanmu ada pada salah satu di antara enam jalur ini.

Jika kamu merasa relate dengan tulisan ini dan ingin berhenti hidup dalam bayangan orang lain, buku ini adalah titik awal yang tepat untukmu.

Baiklah, sekian tulisan dari saya minggu ini. Saya harap, kamu semua mengalami satu minggu yang baik ke depannya.

Kamu mau mulai menulis Newsletter seperti ini?

Cek di sini: [Beehiv] dan dapatkan 30 hari Free trial serta Diskon 20% untuk 3 bulan pertama.

Kamu tertarik untuk mulai menghasilkan income dari internet? Cek di bawah ini: [New Money Framework]

Sampai jumpa minggu depan!

Bern.

Reply

or to participate.